IPAL merupakan sebuah sistem untuk melakukan pengolahan limbah agar tidak terurai dan tidak menyebabkan pencemaran. Limbah yang dimaksud adalah sampah dari hasil beberapa kegiatan. Karena, sampah tersebut sudah pasti mengandung zat yang dapat membuat lingkungan menjadi rusak.

Dalam proses pengolahan tersebut, terdapat cara kerja yang harus dilakukan sesuai dengan prosedur. Karena, jika dilakukan dengan sembarangan justru akan lebih berbahaya. Di sini, akan dijelaskan beberapa tahapan cara kerja dari proses atau sistem IPAL, diantaranya.

1. Tahapan Pretreatment

Sebelum limbah atau sampah tersebut diolah, harus dilakukan proses pretreatment ini. Proses ini berfungsi untuk mengangkut barang-barang hasil limbah tersebut. Pengangkutan ini juga dilakukan dengan cara memisahkan barang berdasarkan jenisnya. Jadi, sampah tidak bisa dijadikan satu dan harus dipisahkan.

Setelah sampah dipisahkan berdasarkan jenisnya, lalu sampah tersebut diletakkan di dalam sebuah bak. Pada bak ini, sampah akan diuraikan lagi menjadi kecil. Untuk limbah yang cair juga akan diuraikan. Jadi, antara minyak, air, serta zat yang lainnya juga akan terpisah.

Ada berbagai jenis sampah yang bisa diolah dengan menggunakan sistem ini. Seperti sampah padat yaitu bisa berupa botol, kapas, tisu, dan lainnya. Untuk sampah cair yaitu bisa air bekas cucian serta air untuk mandi. Bahkan, ada pula sampah kimiawi.

2. Tahapan Perawatan Primer

Untuk proses yang selanjutnya, yaitu perawatan primer. Pada perawatan ini sampah tadi dimasukkan pada sebuah bak. Kemudian setelah masuk ke dalam bak, biasanya menggunakan sistem gravitasi. Sistem tersebut akan membuat limbah terurai menjadi partikel-partikel kecil lagi.

Apabila sudah terurai, maka akan diaduk menggunakan alat pencakar. Kemudian akan dimasukkan ke dalam alat perawatan lumpur. Namun, sebelum ke perawatan lumpur biasanya akan melalui perawatan sekunder dahulu. Tujuannya adalah agar pengolahan limbah dapat terurai dengan sempurna.

3. Tahapan Perawatan Sekunder

Pada tahapan yang berikutnya adalah perawatan sekunder. Perawatan ini dilakukan agar limbah bisa terurai lagi dan tidak mencemari lingkungan. Biasanya pada tahapan ini, limbah akan diolah lagi menggunakan sebuah bakteri. Penggunaan bakteri ini agar saat limbah dibuang tidak mencemari lingkungan.

Biasanya setelah limbah dicampur dengan bakteri tersebut, limbah akan berubah menjadi sebuah lumpur. Jadi, akan lebih mudah diolah dan yang pasti bisa kembali lagi ke alam dengan keadaan yang tidak mencemari lingkungan. Jadi, proses ini perlu sekali dilakukan.

4. Tahapan Perawatan Lumpur

Terakhir, yaitu harus melalui perawatan lumpur. Pada bagian ini akan dipisahkan lagi antara air, lumpur, dan juga sampah organik. Pemisahan ini dilakukan karena setiap jenis sampah memiliki perawatan yang berbeda. Jadi, tidak bisa dijadikan satu dalam proses pengolahannya.

Misal, untuk sampah yang sudah menjadi lumpur akan dimasukkan ke dalam mesin pengental. Di dalam mesin tersebut, lumpur akan dicampurkan dengan sebuah bakteri. Lumpur tadi, bisa dimanfaatkan lagi menjadi sebuah pupuk dan yang pasti tidak akan berbau lagi.

Selanjutnya untuk sampah atau limbah air, akan diberikan beberapa zat-zat tertentu. Air akan diolah kembali dan nantinya bisa digunakan lagi dalam keadaan air sudah menjadi bersih kembali. Tentunya hal ini sangat bermanfaat agar air tidak terbuang dengan sia-sia.

 

Jadi, itulah cara kerja IPAL yang sesuai dengan tahapan yang sudah disebutkan di atas. Sebaiknya, jika ingin menggunakan sistem IPAL harus mengikuti cara di atas. Karena, apabila tidak sesuai dengan aturan, maka akan membuat lingkungan menjadi rusak.